Kumpulan Puisi Dalam Film Hujan Bulan Juni

Kumpulan Puisi Dalam Film Hujan Bulan Juni

Puisi Di Bandara

Kesepian adalah
Benang-benang halus ulat sutera
Yang perlahan-lahan
Lembar-demi lembar

Mengurung orang
Sehingga ulat yang ada didalamnya
Ingin segera melepaskan diri
Menjadi kupu-kupu

Puisi Di Hotel Kampus dan Di Mobil

Bagaimana mungkin seseorang
Mempunyai keinginan untuk mengurai kembali
Benang yang tak terkirakan jumlahnya
Dalam selembar sapu tangan yang di tenunnya sendiri

Dan bagaimana mungkin
Seseorang bisa mendadak
Terbebaskan dari jaringan benang
Yang susun-bersusun

Silang-menyilang
Timpa-menimpa dengan rapi
Diselembar sapu tangan
Yang sudah bertahun-tahun lamanya

Di tenun dengan sabar
Oleh jari-jarinya sendiri
Oleh kesunyiannya sendiri
Oleh ketabahannya sendiri

Oleh tarikan dan hembusan nafasnya sendiri
Oleh rintik waktu dalam benaknya sendiri
Oleh kerinduannya sendiri
Oleh penghayatannya sendiri

Tentang hubungan-hubungan pelik
Antara perempuan dan laki-laki
Yang tinggal disebuah ruangan yang kedap suara
Yang bernama kasih sayang
Bagaimana mungkin

Puisi DI Danau


Aku musafir
Yang sedang mencari air

Kamu sungai
Yang melata di bawah padang pasir

Puisi Di Pantai

Tak ada
Yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon ber bunga itu

Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
Di biarkannya yang tak terucapkan
Diserap oleh akar pohon bunga itu

Puisi Balasan Hujan Bulan Juni

Sebuah perjalanan
Bisa merubah seseorang yang tadinya
Memiliki kebebasan mutlak seorang lajang

Menjadi sosok Yang merupakan burung merpati
Yang sudah ditakdirkan berada dalam satu sangkar
Walaupun keduanya berasal dari hutan yang berlainan

Puisi Di Chat

Pada suatu hari nanti
Jasatku tak akan ada lagi
Tapi dalam bait-bait sajak ini
Kau takkan ku relakan sendiri

Pada suatu hari nanti
Suaraku tak akan terdengar lagi
Tapi di antara larik-larik sajak ini
Kau akan tetap kusiasati

Pada suatu hari nanti
Impianku pun tak dikenal lagi
Namun disela-sela huruf sajak ini
Kau takkan letih-letihnya kucari

Puisi Di Pesawat


Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu pada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Puisi Di Restoran Jepang

Cinta itu menembus apapun
Yang tidak bisa dipahami oleh
Pengertian pinggir jalan

Cinta adalah sebuah ruang kedap suara
Cinta tak bisa di sidik dengan kata
Sekalipun berupa sabda
Cinta beriman pada senyap

Puisi Perpisahan


Bayang-bayang hanya berhak setia
Menyusuri partitur ganjil
Suaranya angin tumbang

Agar bisa berpisah
Tubuh ketanah
Jiwa ke angkasa
Bayang-bayang kesebermula

Suaramu lorong kosong
Sepanjang kenanganku
Sepi itu, mata air itu

Diammu ruang lapang
Seluas angan-anganku
Luka itu, muara itu

Di jantungku
Sayup terdengan
Debarmu hening

Di langit-langit
Tempurung kepalaku
Terbit silau cahayamu

Dalam intiku
Kau terbenam
Kita takkan pernah bertemu

Aku dalam dirimu
Tiadakah pilihan
Kecuali disitu?
Kau terpencil dalam diriku.


MayBe You Also Like