The Face Of My Country's Education

Info- Wajah Pendidikan Negriku, apa yang ada di fikiran masbrur jika di hadapkan dengan kata "Pendidikan" ? Baik, buruk, penting, tidak penting, hura hura, bermain, prestasi, juara, ilmu, disiplin, teman, sahabat, Guru, senior, junior.. atau korupsi? wah kepanjangan kalau di tulis semua masbrur.

Dan tak akan pernah ada habisnya jika dibahas dalam sebuah diskusi baik pribadi ataupun konsumsi publik. Entah kenapa sehabis sholat subuh tadi, jadi teringat tentang masa sekolah, bangunannya, gurunya, kursinya, papan tulis, dan meja yang selalu kami coret coret dengan nama masing masing.

Kalau kata orang "masa sekolah adalah masa yang paling indah", mungkin itu bisa dibenarkan masbrur, kenapa? Bagi yang masih sekolah tentu tidak akan merasakan rindu dan kangennya kami yang sudah tidak lagi berada dilingkungan orang orang Alim (berilmu) bukan sok alim ya.

Bagaimana tidak? Kami tidak lagi bisa mencium tangan tangan keriput dari ustad ustadzah kami yang tidak sepeserpun kami bayar untuk jasa beliau yang dengan dedikasi tinggi membimbing kami mengarahkan kami membekali kami dengan pengetahuan yang belum samasekali kami tahu.

Padahal seperti yang dikatakan dalam buku buku, 1 huruf saja yang diajarkan maka sudah selayaknya kita memberikan 1000 dirham, hanya satu huruf masbrur... Itulah indahnya islam, tapi kami tak pernah memberikan apapun untuk pahlawan pahlawan kami.

Ustad dan ustadzah yang kami hormati... rasanya tak Cukup semua kata untuk melukiskan betapa rindu dan rasa terimakasih kami kepadamu.. 😢😢, meski dimanapun kami saat ini, namamu akan abadi dalam sanubari kami. Namamu akan selalu ada dalam setiap lantunan do'a do'a kami.

Rindu ini melebihi rindu kami pada sahabat atau teman kami, karna Engkau selalu saja bisa jadi ayah.. Ibu', sahabat, dan kekasih kami. 😢, semoga Yang Maha Pengasih selalu menjaga mu Duhai Bapak Ibu' kami.

Rasa rindu ini seolah berbanding terbalik dengan anak anak sekolah sekarang ini, serasa teriris hati kami mendengar seorang siswa yang dengan angkuh dan sombongnya menantang Engkau... bapak Ibu' kami, bahkan yang tidak tau trimakasih lagi sampai sampai tega menganiayamu Ustad dan ustadzah kami.

Betapa buruk dan tercela Akhlaq mereka, bahkan yang lebih membuat kami sedih, wali siswa yang dengan sukarela menitipkan anaknya untuk dijadikan penerus sejarah dengan cuma cuma, dengan tega membentak atau bahkan membuat mu jadi terluka seperti berita yang kami lihat di tv tv. Yang seharusnya mereka mulyakan dengan segala rasa tulus terima kasih dari hati.

Bapak Ibu' guru kami... semoga Alloh selalu memulyakanmu di dunia dan akherat nanti. Jangan pernah bersedih... karena bahkan dimanapun kami saat ini akan ikut menangis jika pahlawan kami tersiksa.. 😢😢. Meski kami tau dengan benar kebanyakan dari ustad ustadzah kami ini hanya menerima 200.000 rupiah dari pemerintah melalui birokrasi yang tidak kami pahami, itupun terkadang masih mereka tahan hakmu sampai 6 bulan lamanya.

Ya Alloh... tidak terbayang apa yang telah Engkau lewati hanya dengan 200.000 rupiah untuk perbulannya dalam hidup ini, sedangkan disisi lain seorang abdi negara dengan gaji lebih 3.000.000 rupiah, malah enggan dan jarang Masuk ke ruangan kami untuk mendidik kami.

Rasanya tak ada lagi kata sabar karna Engkau adalah wujud dari kesabaran itu sendiri, dengan gaji yang di tahan harus mendidik kami, tak jarang kami membuatmu sedih bahkan menangis karna kenakalan kami... duhai pahlawanku maafkanlah kami. Tak layak kami berbicara jika maafmu belum sampai pada kami.

Bahkan Engkau harus menghadapi sifat kasar dan tidak tau terimakasih kami.. apapun yang kami punya takkan layak jika dibandingkan dengan semua yang sudah Engkau hadiahkan pada hidup kami ini.

Dan untuk kepala sekolah kami yang terhormat... kami mohon jangan lah Engkau tunda apa yang seharusnya jadi milik bapak Ibu' guru kami, dengan segala kerendehan hati beliau sudah Cukup menghadapi kenakalan kami, jadi tolong jangan bebani lagi beliau dengan lembaran lembaran penyambung nyawa beliau.

Kami yakin Engkau sudah Cukup kaya.. karna takada 1 kepala sekolah yang miskin di negeri ini. Minimal tidak miskin hati seperti kaum koruptor yang menjajah negeri ini.


Bapak Ibu' guru kami salam rindu yang amat sangat, Semoga Alloh senantiasa menjagamu dan melapangkan hatimu. 😊.

MayBe You Also Like